Selasa, 13 Maret 2012

Mimpi Buruk UN SMP


Mimpi Buruk UN SMP

Secara nasional, persentase siswa yang lulus UN untuk tingkat SMP tahun ini menurun. Di antara total 3,6 juta peserta yang mengikuti UN tahun ini, lebih dari 350 ribu siswa tidak lulus ujian. Persentase kelulusan tahun lalu mencapai lebih dari 95%, sedangkan tahun ini hanya 90,27%. Tragedi ini terjadi di semua daerah di Indonesia. Berikut data persentase ketidaklulusan siswa SMP di beberapa daerah:
ü  Di DKI Jakarta, lebih dari sepertiga siswa SMP tak lulus UN. Jumlah ini jauh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
ü  Di kota Yogyakarta, presentase ketidaklulusan di secara keseluruhan mencapai 21,55%.
ü  Di Solo, presentase kelulusan menurun hampir 5% dibandingkan tahun lalu. Angka kelulusan tahun ini hanya 84,4%, sedangkan tahun lalu mencapai 89,77%.
ü  Di Sukoharjo, presentase kelulusan hanya mencapai 86.26%. padahal, tahun lalu presntase kelulusan mencapai 93%. Di antara total 11.125 orang yang mengikuti unas, 1.529 siswa atau 13% nya dinyatakan mengulang.
ü  Di Samarinda, sekitar 50% siswa tidak lulus.
ü  Di Kabupaten Pekalongan, dari 12.841 siswa peserta UN, 3.377 siswa di antaranya tidak lulus.
ü  Di Sulawesi Barat menurun, yakni mencapai 2.600 siswa. Bahkan di Majene, ketidaklulusan siswa mencapai 47% dari 2.580 peserta ujian di Majene. Sebanyak 1.215 diantaranya tidak lulus. Ketidaklulusan ini yang paling rendah se-Sulbar.
ü  Sebanyak 35.567 siswa SMP dan MTs di Jawa Timur tidak lulus ujian. Angka ketidaklulusan tahun ini meningkat 3,52% dibandingkan tahun lalu.
ü  Dari 114.975 siswa yang terdaftar di Ujian Nasional (UN) di Sumatra Selatan, sebanyak 4.280 siswa SMP/MTs  tidak lulus.
ü  Di Kabupaten Belitung, 1363 siswa dari 2096 peserta yang gagal UN. Hanya 733 siswa yang lulus.

Secara nasional, persentase ketidaklulusan mencapai 9,73%, padahal pada tahun 2009 presentase ketidaklulusan hanya 4,91%.

Penyebab Jeleknya Hasil UN SMP


Ujian Nasional (UN) SMP/MTs tahun ajaran ini menjadi mimpi buruk bagi banyak sekolah. Status sebagai sekolah favorit juga ternyata tidak menjamin sekolah-sekolah itu dapat menghasilkan angka kelulusan yang maksimal. Hasil UN untuk tingkat SMP/MTs tahun ini menurun jika dibandingkan dengan hasil UN tahun sebelumnya. Banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab menrunnya tingkat kelulusan siswa. Faktor penyebab menurunnya angka kelulusan siswa SMP tahun ini boleh dibilang sangat beragam dan berkaitan satu sama lain. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tidak lulusnya siswa karena kesalahan siswa itu sendiri. Padahal, alat ukur ketidaklulusan bukan hanya dari siswa itu sendiri. Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab tingginya ketidaklulusan siswa SMP tahun ini, yaitu:
1.      Tingkat kesulitan soal yang terlalu tinggi
Banyak yang beranggapan bahwa salah satu penyebab tingginya presentase ketidaklulusan siswa SMP tahun ini masih sama dengan pemicu ketidaklulusan pada siswa SMA/SMK. Permasalahannya terletak pada soal ujian, bukan pada kualitas siswa tersebut. Tingginya tingkat kesulitan soal menyebabkan siswa-siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan soal yang diujiankan. Kecerdasan tiap siswa yang mengikuti ujian juga berbeda-beda, sehingga soal ujian seharusnya diukur sesuai dengan kemampuan siswa.
2.      Soal ujian yang mengecoh
Banyak guru yang mengeluh bahwa soal-soal ujian mengecoh para siswa. Para guru sendiri terkadang merasa memiliki jawaban yang berbeda dengan jawaban milik pemerintah.
3.      Kurangnya guru yang berkualitas
Guru memegang peranan penting dalam kelulusan siswanya, karena guru merupakan kunci penentu kualitas pendidikan siswa. Minimnya SDM yang berkualitas di suatu sekolah menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Ini menjadi kendala untuk meningkatkan angka kelulusan siswa.


4.      Kurangnya motivasi belajar siswa
Lemahnya kesadaran dan motivasi belajar dari dalam diri siswa itu sendiri juga memberikan pengaruh pada kelulusan siswa. Karena jika tidak adanya kesadaran dan motivasi belajar yang baik dari dalam maupun dari luar diri siswa, maka akan menyebabkan siswa menjadi malas untuk belajar dan tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian nasional.
5.      Kurangnya kontrol dari orang tua
Orangtua juga memegang peranan penting dalam belajar siswa. Orangtua yang kurang mengontrol dan memperhatikan anaknya membuat anak merasa bebas dan malah tidak memperhatikan belajarnya. Orangtua harus memberikan perhatian khusus pada anak, juga mengontrol belajar anak. Karena terkadang, ada anak yang terlihat seperti sedang belajar, tapi sebenarnya tidak. Karena itu, kontrol orangtua juga diperlukan.
6.      Kurangnya persiapan untuk menghadapi ujian nasional
Sekolah selalu berusaha mempersiapkan yang terbaik untuk siswanya dalam menghadapi ujian nasional. Namun, terkadang malah persiapan dari siswanya itu sendiri yang kurang. Siswa kurang mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian nasional. Kurangnya latihan-latihan soal, juga terkadang ada siswa yang menganggap remeh try out yang diadakan oleh pihak sekolah. Ini juga menjadi faktor kurangnya persiapan siswa dalam menghadapi unas.
7.      Kurangnya kesadaran untuk belajar lebih baik
Kebanyakan siswa lebih senang menghabiskan waktu untuk bermain dan berkumpul bersama dengan teman-temannya daripada belajar di rumah. Rasa malas dari dalam diri sendiri dan kurangnya kesadaran untuk belajar lebih baik menyebabkan siswa menjadi kurang mempersiapkan diri. Padahal, yang menentukan lulus atau tidaknya siswa adalah siswa itu sendiri.





Solusi untuk Memperbaiki Hasil UN Tahun Depan


Ujian nasional merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Setiap tahun, standar kelulusan selalu mengalami kenaikan guna meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, setiap tahun tingkat kelulusan siswa mengalami penurunan. Begitu pula pada presentase tingkat kelulusan tahun ini. Pemerintah tidak mungkin menurunkan standar kelulusan, karena itu hanya akan menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia. Solusi-solusi yang dapat membantu untuk memperbaiki hasil UN tahun depan, yaitu:
1.      Melakukan evaluasi terhadap soal-soal ujian nasional
Banyak anggapan dari pihak masyarakat yang hanya menyalahkan siswanya saja atas ketidaklulusan mereka. Padahal, alat ukur ketidaklulusan bukan hanya dari siswa itu sendiri. Masyarakat juga perlu melihat dari sisi soal ujian. Perlu dilakukannya evaluasi terhadap soal-soal ujian tahun ini, apakah sudah sesuai dengan kemampuan siswa atau belum.
2.      Mengefektifkan bimbingan siswa (pelajaran tambahan)
Selama ini, semua sekolah selalu memberikan bimbingan/pelajaran tambahan kepada siswa yang akan menghadapi ujian nasional sebagai persiapan untuk menghadapi unas. Namun terkadang, bimbingan itu tidak dilaksanakan secara efektif Guru harus benar-benar memanfaatkan waktu bimbingan untuk membahas materi-materi yang berkaitan dengan materi yang akan diujiankan secara efektif, dengan banyak latihan-lathan soal, dan sebagainya.
3.      Meningkatkan kualitas guru
Dalam membantu para siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional, dibutuhkan guru-guru yang berkompeten di bidangnya. Karena jika tidak dipegang oleh guru yang benar-benar menguasai bidangnya, maka murid juga akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan materi untuk ujian.
4.      Meningkatkan motivasi belajar siswa
Yang menentukan lulus atau tidaknya siswa adalah siswa itu sendiri. Agar dapat lulus dalam ujian, siswa harus belajar dan mempersiapkan diri dengan baik. Untuk itu, diperlukan motivasi belajar yang tinggi untuk belajar dan mempersiapkan diri. Di sini guru, orangtua, keluarga dan teman-teman memegang peranan penting dalam memberikan motivasi dan dukungan moral. Dengan adanya dukungan dan motivasi yang diberikan, siswa akan merasa bahwa ia tidak boleh mengecewakan orang-orang yang telah mendukungnya. Ini juga akan menambah semangat belajar siswa itu sendiri.
5.      Perlunya kontrol dari orangtua
Di rumah, orangtua memegang peranan penting dalam mengawasi anak belajar. Bila tidak dikontrol, maka anak akan merasa bebas dan malah tidak mau belajar. Orangtua harus ikut ambil bagian dalam memperhatikan perkembangan belajar anak, jangan hanya menyerahkan tanggungj jawab sepenuhnya saja kepada pihak sekolah. Orangtua harus memberikan waktu khusus untuk mengawasi dan memperhatikan belajar anak.
6.      Komunikasi antara pihak sekolah dengan orangtua
Sekolah perlu mengkomunikasikan setiap perkembangan anak kepada orangtua, mulai dari bagaimana pelajaran-pelajarannya di sekolah, serta bagaimana persiapan anak dalam menghadapi ujian nasional. Sekolah juga perlu memberikan penjelasan kepada orangtua mengenai ujian nasional itu sendiri, dan mengenai pentingnya memperhatikan dan memberikan motivasi belajar kepada anak. Dengan demikian, orangtua pun akan dapat mengetahui perkembangan anaknya di sekolah, sehingga orangtua juga dapat ikut ambil bagian dalam membantu anak mempersiapkan diri dalam belajar untuk menghadapi unas. Komunikasi yang baik antara sekolah dengan orangtua juga mempengaruhi kelulusan siswa.
7.      Diadakannya try out yang mengacu kepada ujian nasional
Try out merupakan salah satu usaha sekolah dalam mempersiapkan siwa-siwanya untuk menghadapi ujian nasional. Sekolah perlu mengadakan try out secara berulang-ulang, dengan soal-soal yang mengacu pada materi UN. Ini akan sangat membantu para siswa dalam belajar dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional.

1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
    Welcome to 당진 출장마사지 the Borgata Hotel Casino 안양 출장샵 & 인천광역 출장샵 Spa, 강릉 출장샵 home to the best Atlantic City casino and entertainment experience in Atlantic City. 1xbet login Mapyro users can choose

    BalasHapus