Mimpi Buruk UN SMP
Secara nasional, persentase siswa yang lulus UN
untuk tingkat SMP tahun ini menurun. Di antara total 3,6 juta peserta yang
mengikuti UN tahun ini, lebih dari 350 ribu siswa tidak lulus ujian. Persentase
kelulusan tahun lalu mencapai lebih dari 95%, sedangkan tahun ini hanya 90,27%.
Tragedi ini terjadi di semua
daerah di Indonesia. Berikut data persentase ketidaklulusan siswa SMP di
beberapa daerah:
ü Di DKI Jakarta, lebih dari sepertiga siswa
SMP tak lulus UN. Jumlah ini jauh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
ü Di kota Yogyakarta, presentase
ketidaklulusan di secara keseluruhan mencapai 21,55%.
ü Di Solo, presentase kelulusan menurun
hampir 5% dibandingkan tahun lalu. Angka kelulusan tahun ini hanya 84,4%, sedangkan tahun lalu mencapai
89,77%.
ü Di Sukoharjo, presentase kelulusan hanya mencapai
86.26%. padahal, tahun lalu presntase kelulusan mencapai 93%. Di antara total
11.125 orang yang mengikuti unas, 1.529 siswa atau 13% nya dinyatakan
mengulang.
ü Di Samarinda, sekitar 50% siswa tidak
lulus.
ü Di Kabupaten Pekalongan, dari 12.841 siswa
peserta UN, 3.377 siswa di antaranya tidak lulus.
ü Di Sulawesi Barat menurun, yakni mencapai
2.600 siswa. Bahkan di Majene, ketidaklulusan siswa mencapai 47% dari 2.580
peserta ujian di Majene. Sebanyak 1.215 diantaranya tidak lulus. Ketidaklulusan
ini yang paling rendah se-Sulbar.
ü Sebanyak 35.567 siswa SMP dan MTs di Jawa
Timur tidak lulus ujian. Angka ketidaklulusan tahun ini meningkat 3,52%
dibandingkan tahun lalu.
ü Dari 114.975 siswa yang terdaftar di Ujian
Nasional (UN) di Sumatra Selatan, sebanyak 4.280 siswa SMP/MTs tidak lulus.
ü Di Kabupaten Belitung, 1363 siswa dari
2096 peserta yang gagal UN. Hanya 733 siswa yang lulus.
Secara nasional, persentase ketidaklulusan
mencapai 9,73%, padahal pada tahun 2009 presentase ketidaklulusan hanya 4,91%.
Penyebab Jeleknya Hasil UN SMP
Ujian Nasional (UN) SMP/MTs tahun ajaran ini
menjadi mimpi buruk bagi banyak sekolah. Status sebagai sekolah favorit juga
ternyata tidak menjamin sekolah-sekolah itu dapat menghasilkan angka kelulusan
yang maksimal. Hasil UN untuk tingkat SMP/MTs tahun ini menurun jika
dibandingkan dengan hasil UN tahun sebelumnya. Banyak hal yang dapat menjadi
faktor penyebab menrunnya tingkat kelulusan siswa. Faktor penyebab menurunnya
angka kelulusan siswa SMP tahun ini boleh dibilang sangat beragam dan berkaitan
satu sama lain. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tidak lulusnya siswa
karena kesalahan siswa itu sendiri. Padahal, alat ukur ketidaklulusan bukan
hanya dari siswa itu sendiri. Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab
tingginya ketidaklulusan siswa SMP tahun ini, yaitu:
1. Tingkat kesulitan soal yang terlalu tinggi
Banyak yang
beranggapan bahwa salah satu penyebab tingginya presentase ketidaklulusan siswa
SMP tahun ini masih sama dengan pemicu ketidaklulusan pada siswa SMA/SMK. Permasalahannya
terletak pada soal ujian, bukan pada kualitas siswa tersebut. Tingginya tingkat
kesulitan soal menyebabkan siswa-siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan
soal yang diujiankan. Kecerdasan tiap siswa yang mengikuti ujian juga
berbeda-beda, sehingga soal ujian seharusnya diukur sesuai dengan kemampuan
siswa.
2.
Soal ujian yang mengecoh
Banyak guru yang mengeluh bahwa soal-soal ujian mengecoh
para siswa. Para guru sendiri terkadang merasa
memiliki jawaban yang berbeda dengan jawaban milik pemerintah.
3.
Kurangnya guru yang berkualitas
Guru memegang peranan penting dalam kelulusan siswanya,
karena guru merupakan kunci penentu kualitas pendidikan siswa. Minimnya SDM
yang berkualitas di suatu sekolah menjadi salah satu kendala dalam
mengembangkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Ini menjadi kendala untuk
meningkatkan angka kelulusan siswa.
4.
Kurangnya motivasi belajar siswa
Lemahnya kesadaran dan motivasi belajar dari dalam diri
siswa itu sendiri juga memberikan pengaruh pada kelulusan siswa. Karena jika
tidak adanya kesadaran dan motivasi belajar yang baik dari dalam maupun dari
luar diri siswa, maka akan menyebabkan siswa menjadi malas untuk belajar dan
tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian nasional.
5.
Kurangnya kontrol dari orang tua
Orangtua juga
memegang peranan penting dalam belajar siswa. Orangtua yang kurang mengontrol
dan memperhatikan anaknya membuat anak merasa bebas dan malah tidak
memperhatikan belajarnya. Orangtua harus memberikan perhatian khusus pada anak,
juga mengontrol belajar anak. Karena terkadang, ada anak yang terlihat seperti
sedang belajar, tapi sebenarnya tidak. Karena itu, kontrol orangtua juga
diperlukan.
6.
Kurangnya persiapan untuk menghadapi ujian nasional
Sekolah selalu berusaha mempersiapkan yang terbaik untuk
siswanya dalam menghadapi ujian nasional. Namun, terkadang malah persiapan dari
siswanya itu sendiri yang kurang. Siswa kurang mempersiapkan diri dengan baik
untuk menghadapi ujian nasional. Kurangnya latihan-latihan soal, juga terkadang
ada siswa yang menganggap remeh try out yang diadakan oleh pihak sekolah. Ini juga menjadi faktor kurangnya
persiapan siswa dalam menghadapi unas.
7. Kurangnya kesadaran untuk belajar lebih
baik
Kebanyakan
siswa lebih senang menghabiskan waktu untuk bermain dan berkumpul bersama
dengan teman-temannya daripada belajar di rumah. Rasa malas dari dalam diri
sendiri dan kurangnya kesadaran untuk belajar lebih baik menyebabkan siswa
menjadi kurang mempersiapkan diri. Padahal, yang menentukan lulus atau tidaknya
siswa adalah siswa itu sendiri.
Solusi untuk Memperbaiki Hasil UN Tahun Depan
Ujian
nasional merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Setiap tahun, standar kelulusan
selalu mengalami kenaikan guna meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, setiap
tahun tingkat kelulusan siswa mengalami penurunan. Begitu pula pada presentase
tingkat kelulusan tahun ini. Pemerintah tidak mungkin menurunkan standar
kelulusan, karena itu hanya akan menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Solusi-solusi yang dapat membantu untuk memperbaiki hasil UN tahun depan,
yaitu:
1.
Melakukan evaluasi terhadap soal-soal ujian nasional
Banyak anggapan dari pihak masyarakat yang hanya
menyalahkan siswanya saja atas ketidaklulusan mereka. Padahal, alat ukur
ketidaklulusan bukan hanya dari siswa itu sendiri. Masyarakat juga perlu
melihat dari sisi soal ujian. Perlu dilakukannya evaluasi terhadap soal-soal
ujian tahun ini, apakah sudah sesuai dengan kemampuan siswa atau belum.
2. Mengefektifkan bimbingan siswa (pelajaran
tambahan)
Selama ini,
semua sekolah selalu memberikan bimbingan/pelajaran tambahan kepada siswa yang
akan menghadapi ujian nasional sebagai persiapan untuk menghadapi unas. Namun
terkadang, bimbingan itu tidak dilaksanakan secara efektif Guru harus
benar-benar memanfaatkan waktu bimbingan untuk membahas materi-materi yang
berkaitan dengan materi yang akan diujiankan secara efektif, dengan banyak
latihan-lathan soal, dan sebagainya.
3.
Meningkatkan kualitas guru
Dalam membantu para siswa mempersiapkan diri untuk
menghadapi ujian nasional, dibutuhkan guru-guru yang berkompeten di bidangnya.
Karena jika tidak dipegang oleh guru yang benar-benar menguasai bidangnya, maka
murid juga akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan materi untuk ujian.
4.
Meningkatkan motivasi belajar siswa
Yang menentukan lulus atau tidaknya siswa adalah siswa
itu sendiri. Agar dapat lulus dalam ujian, siswa harus belajar dan
mempersiapkan diri dengan baik. Untuk itu, diperlukan motivasi belajar yang
tinggi untuk belajar dan mempersiapkan diri. Di sini guru, orangtua, keluarga
dan teman-teman memegang peranan penting dalam memberikan motivasi dan dukungan
moral. Dengan adanya dukungan dan motivasi yang diberikan, siswa akan merasa
bahwa ia tidak boleh mengecewakan orang-orang yang telah mendukungnya. Ini juga
akan menambah semangat belajar siswa itu sendiri.
5.
Perlunya kontrol dari orangtua
Di rumah, orangtua memegang peranan penting dalam
mengawasi anak belajar. Bila tidak dikontrol, maka anak akan merasa bebas dan
malah tidak mau belajar. Orangtua harus ikut ambil bagian dalam memperhatikan
perkembangan belajar anak, jangan hanya menyerahkan tanggungj jawab sepenuhnya
saja kepada pihak sekolah. Orangtua harus memberikan waktu khusus untuk
mengawasi dan memperhatikan belajar anak.
6.
Komunikasi antara pihak sekolah dengan orangtua
Sekolah perlu mengkomunikasikan setiap perkembangan anak
kepada orangtua, mulai dari bagaimana pelajaran-pelajarannya di sekolah, serta
bagaimana persiapan anak dalam menghadapi ujian nasional. Sekolah juga perlu
memberikan penjelasan kepada orangtua mengenai ujian nasional itu sendiri, dan
mengenai pentingnya memperhatikan dan memberikan motivasi belajar kepada anak.
Dengan demikian, orangtua pun akan dapat mengetahui perkembangan anaknya di
sekolah, sehingga orangtua juga dapat ikut ambil bagian dalam membantu anak
mempersiapkan diri dalam belajar untuk menghadapi unas. Komunikasi yang baik
antara sekolah dengan orangtua juga mempengaruhi kelulusan siswa.
7.
Diadakannya try out yang mengacu kepada ujian nasional
Try out merupakan salah satu usaha sekolah dalam
mempersiapkan siwa-siwanya untuk menghadapi ujian nasional. Sekolah perlu
mengadakan try out secara berulang-ulang, dengan soal-soal yang mengacu pada
materi UN. Ini akan sangat membantu para siswa dalam belajar dan mempersiapkan
diri untuk menghadapi ujian nasional.
Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
BalasHapusWelcome to 당진 출장마사지 the Borgata Hotel Casino 안양 출장샵 & 인천광역 출장샵 Spa, 강릉 출장샵 home to the best Atlantic City casino and entertainment experience in Atlantic City. 1xbet login Mapyro users can choose